Kamis, 04 April 2013

Lauk Tempe, Kenapa Enggak???


Hampir setiap hari, kita temui tempe di meja makan. Yup, Tempe memang makanan asli Indonesia. Patutnya kita bangga karena dari beberapa sumber penelitian, tempe mengandung phytoestrogen, yaitu isoflavone.
Isoflavone adalah salah satu phytoestrogen yang diketahui bisa mencegah kanker payudara. Phytoestrogen terbagi menjadi beberapa jenis. Namun yang sering di singgung adalah lignan dan isoflavone.
Fungsi phytoestrogen diantaranya :
-         Mencegah kanker (melalui mekanisme pencegahan replikasi cell)
-         Mencegah penyakit jantung
-         Menurunkan kadar kolesterol
-         Bertindak seperti estrogen
Dari penelitian lain menunjukkan data bahwa konsumsi makanan mengandung phytoestrogen memberikan efek perlindungan pada gejala menopause dan beberapa penyakit seperti penyakit hiperlipidemia (lemak dalah darah tinggi), osteoporosis (pengeroposan tulang), dan penyakit ginjal kronik.
Sumber phytoestrogen banyak ditemukan pada kacang-kacangan dan biji-bijian. Namun yang mengandung phytoestrogen jenis isoflavon paling banyak pada kacang kedelai dan produk olahannya, termasuk tempe dan tahu yang biasa kita makan sehari – hari.
Kandungan isoflavone tempe  sebesar 865 μg/g lebih tinggi dari tahu dan susu kedelai yang sebesar 532 μg/g dan 28 μg/g. Sedangkan isoflavone paling tinggi pada kedelei yang di olah dengan menjadi tepung.
Jenis Phytoestrogen lainnya yaitu lignan banyak ditemukan pada kacang – kacangan,, minyak nabati,gandum utuh, buah dan sayuran. Namun kandungan lignan paling banyak pada flaxseed. Pengolahan dengan membuang kulit luar yang mengandung serat mempengaruhi jumlah lignan.

Absorbsi dan Metabolisme
Isoflavone pada tumbuhan terdiri dari genistin dan daidzein yang bersifat inaktif. Disebut juga glikosida. Pada pencernaan, terjadi hidrolisis menjadi bioaktif aglycone yang kemudian diserap oleh usus dan dikonjugasikan pada liver menjadi glucoronida. Glukoronida kemudian diserap kembali melalui proses enterohepatik atau dieksresi bersama urin.

Efek konsumsi kedelai terhadap kadar gula darah dan metabolisme lemak
Efek positif dari protein dalam kedelai menginduksi penurunan rasio insulin postpandrial/glukagon. Hal ini berhubungan dengan kandungan protein kedelai yaitu arginin dan glysin, yang berperan dalam penurunan sekresi insulin dan glukagon pada pancreas. Penurunan plasma insulin karena protein kedelai menyebabkan jumlah yang dilepas menurun. Akibatnya kadar gula darah menurun.
Konsumsi phytoestrogen juga memberi manfaat pada pemodifikasian LDL oksidasi (salah satu jenis lemak jahat penyebab plak pada pembuluh darah). Konsumsi kedelai juga baik untuk mengatasi kegemukan dan obesitas. Mekanismenya dengan menurunkan resistensi insulin (hormone insulin menjadi lebih sensitive terhadap gula darah), dan mencegah pembentukan sel lemak dengan menghambat keluarnya hormon insulin yang fungsinya mengubah gula darah menjadi glikogen yang kemudian menumpuk menjadi sel lemak. Di sisi lain, untuk menurunkan jumlah sel lemak, protein kedelai juga bermanfaat untuk meningkatkan lipolisis (peluruhan sel lemak untuk digunakan sebagai energi). Kedelai yang kaya isoflavone dan flaxseed yang kaya lignan sangat baik untuk pemeliharaan jaringan karena kandungan antioksidannya.
Sedikit informasi di atas selayaknya membuat bangga kita karena tempe yang mana makanan asli buatan Indonesia tenyata menyimpan manfaat gizi yang banyak sekali. So, Mari kita budayakan makan tempe dan olahan lainnya sebagai makanan favorit dirumah kita.
Sumber
1.     Bhathena SJ, Velasques MT. 2002. Beneficial role of dietary phytoestrogen in obesity and diabetes. The American Journal of Clinical Nutrition.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar