Hampir setiap hari, kita temui tempe
di meja makan. Yup, Tempe memang makanan asli Indonesia. Patutnya kita bangga
karena dari beberapa sumber penelitian, tempe mengandung phytoestrogen, yaitu
isoflavone.
Isoflavone
adalah salah satu phytoestrogen yang diketahui bisa mencegah kanker payudara.
Phytoestrogen terbagi menjadi beberapa jenis. Namun yang sering di singgung
adalah lignan dan isoflavone.
Fungsi phytoestrogen diantaranya :
-
Mencegah
kanker (melalui mekanisme pencegahan replikasi cell)
-
Mencegah
penyakit jantung
-
Menurunkan
kadar kolesterol
-
Bertindak
seperti estrogen
Dari penelitian lain menunjukkan data bahwa konsumsi makanan mengandung
phytoestrogen memberikan efek perlindungan pada gejala menopause dan beberapa
penyakit seperti penyakit hiperlipidemia (lemak dalah darah tinggi),
osteoporosis (pengeroposan tulang), dan penyakit ginjal kronik.
Sumber phytoestrogen banyak ditemukan
pada kacang-kacangan dan biji-bijian. Namun yang mengandung phytoestrogen jenis
isoflavon paling banyak pada kacang kedelai dan produk olahannya, termasuk
tempe dan tahu yang biasa kita makan sehari – hari.
Kandungan isoflavone tempe sebesar 865 μg/g lebih tinggi dari tahu dan
susu kedelai yang sebesar 532 μg/g dan 28 μg/g. Sedangkan isoflavone paling
tinggi pada kedelei yang di olah dengan menjadi tepung.
Jenis Phytoestrogen lainnya yaitu
lignan banyak ditemukan pada kacang – kacangan,, minyak nabati,gandum utuh, buah
dan sayuran. Namun kandungan lignan paling banyak pada flaxseed. Pengolahan
dengan membuang kulit luar yang mengandung serat mempengaruhi jumlah lignan.
Absorbsi dan Metabolisme
Isoflavone pada tumbuhan terdiri dari
genistin dan daidzein yang bersifat inaktif. Disebut juga glikosida. Pada
pencernaan, terjadi hidrolisis menjadi bioaktif aglycone yang kemudian diserap
oleh usus dan dikonjugasikan pada liver menjadi glucoronida. Glukoronida
kemudian diserap kembali melalui proses enterohepatik atau dieksresi bersama
urin.
Efek konsumsi kedelai terhadap kadar gula darah dan metabolisme lemak
Efek positif dari protein dalam
kedelai menginduksi penurunan rasio insulin postpandrial/glukagon. Hal ini
berhubungan dengan kandungan protein kedelai yaitu arginin dan glysin, yang
berperan dalam penurunan sekresi insulin dan glukagon pada pancreas. Penurunan
plasma insulin karena protein kedelai menyebabkan jumlah yang dilepas menurun.
Akibatnya kadar gula darah menurun.
Konsumsi phytoestrogen juga memberi
manfaat pada pemodifikasian LDL oksidasi (salah satu jenis lemak jahat penyebab
plak pada pembuluh darah). Konsumsi kedelai juga baik untuk mengatasi kegemukan
dan obesitas. Mekanismenya dengan menurunkan resistensi insulin (hormone insulin
menjadi lebih sensitive terhadap gula darah), dan mencegah pembentukan sel
lemak dengan menghambat keluarnya hormon insulin yang fungsinya mengubah gula
darah menjadi glikogen yang kemudian menumpuk menjadi sel lemak. Di sisi lain,
untuk menurunkan jumlah sel lemak, protein kedelai juga bermanfaat untuk
meningkatkan lipolisis (peluruhan sel lemak untuk digunakan sebagai energi). Kedelai
yang kaya isoflavone dan flaxseed yang kaya lignan sangat baik untuk
pemeliharaan jaringan karena kandungan antioksidannya.
Sedikit informasi di atas selayaknya
membuat bangga kita karena tempe yang mana makanan asli buatan Indonesia
tenyata menyimpan manfaat gizi yang banyak sekali. So, Mari kita budayakan
makan tempe dan olahan lainnya sebagai makanan favorit dirumah kita.
Sumber
1. Bhathena SJ, Velasques MT. 2002.
Beneficial role of dietary phytoestrogen in obesity and diabetes. The American
Journal of Clinical Nutrition.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar